setiawan aris (2013) perencanaan dan pembuatan alat pengukur kadar oksigen dalam darmenggunakan wireless berbasis mikro kontroler at89s51. other thesis, university of muhammadiyah malang. ekasari, septi soviana (2013) perancangan dan pembuatan pengontrol peralatan ruangan hotel berbasis pc menggunakan media wireless (software).
Jenang Kudus adalah makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Jenang Kudus oleh-oleh khas dari Kudus. Secara garis besar, perbedaan antara jenang kudus dan dodol garut terletak pada testurnya. Dodol garut cenderung keras, sebaliknya jenang kudus cenderung empuk. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, dibungkus plastic bening, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus. Di Kudus, ada ratusan industri rumahan pembuat Jenang Kudus. Rasa dari Jenang Kudus adalah manis. Proses produksi dengan adonan bahan tradisional mudah dikerjakan walau secara manual. Jenang kudus adalah makanan khas Indonesia. Namun, anda tidak hanya akan menjumpainya di dalam negeri, seperti di Jawa, tetapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Arab Saudi. Sebagai makanan khas, jenang atau dodol merepresentasikan citarasa masyarakat Indonesia akan sebuah makanan. Sementara itu, untuk kemasan jenang kudus dan Mubarok dipasarkan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, dan tetap pula dipercaya sebagai pemasok makanan kecil bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia, khususnya saat musim haji 2001. Sejarah Jenang Kudus Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus salah satu anggota Wali Sanga menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok. Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Memang desa yang terletak di wilayah kecamatan Kota Kudus ini dikenal sebagai cikal bakal dan sekaligus pusat produsen jenang kudus. Sampai sekarang masih banyak warga setempat yang berusaha di bidang ini. resepnya Jenang Kudus Bahan dan Cara Pembuatan Jenang Kudus 1. Bahan-bahan a. 1 bungkus tepung beras b. 250 g tepung ketan c. 1 ½ kg gula merah d. 100 g wijen e. 250 g gula pasir f. ml santan dari 2 butir kelapa 2. Cara membuatnya a. Campur tepung beras dan tepung ketan, aduk dengan santan hingga rata b. Masukkan gula merah, gula pasir yang sudah dicairkan dan wijen. c. Masak adonan hingga kental dan bisa dibentuk cetakan sesuai selera. d. Jenang kemudian dibungkus pada plastic putih kecil masukan dalam dus dan siap dipasarkan. Lampiran Proses pembuatan jenang Kudus 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 3. Dinginkan adonan ke dalam cetakan 2. Masukkan semua adonan dan dimasak ke dalam tungku besar 4. Jenang diiris sesuai selera 5. Adonan diaduk terus sampai matang 6. Jenang dibungkus dengan plastic bening Jenang Kudus
BUKUTUTORIAL PEMBUATAN WAYANG BEBER KERTAS KORAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM EKONOMI KREATIF DI SURAKARTA: audio: Marwanto: Gending Klasik"DAMARKELI,Gd.kt.4 sl.myr" thesis: Nurata: PERILAKU BIJAKSANA SEBAGAI PESAN MORAL DALAM KARYA DRAWING: thesis: Kariasa “GAMELAN TAJEN” Fenomena
Jenang kudus merupakan panganan tradisional khas Kudus, di Jawa Tengah. Tidak sulit menemukan makanan satu ini di daerah asalnya, hampir di semua kawasan wisata tersedia jenang kudus sebagai oleh-oleh. Tak sekadar jajanan, jenang ini punya sejarah dan cerita menarik di baliknya, lo, Parents. Penasaran seperti apa? Simak ulasan selengkapnya berikut ini. 6 Fakta Menarik Jenang Kudus 1. Asal Muasalnya Kisah asal muasal jenang khas Kudus ini tak lepas dari figur yang sangat popular di wilayah yang dijuluki Kota Santri tersebut, yakni Sunan Kudus. Konon, Sunan Kudus, Saridin atau Syekh Jangkung, dan Mbah Dempok Soponyono bersama cucunya suatu ketika melakukan perjalanan. Cucu Mbah Dempok Soponyono kemudian bermain burung dara di tepi sungai yang selanjutnya diberi nama Sungai Kaliputu. Malangnya, bocah tersebut tercebur dan hanyut. Ia pun diselamatkan warga sekitar. Sunan Kudus kemudian menyimpulkan, bocah itu telah meninggal dunia. Namun, Syekh Jangkung berpendapat lain. Menurutnya, cucu Mbah Dempok hanya mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta kepada warga sekitar agar membuat jenang bubur gamping untuk diberikan kepada anak tersebut. Tak disangka, anak itu pun hidup kembali. Singkat cerita, Sunan Kudus pun berkata, “Suk nek ana rejaning jaman, wong Kaliputu uripe saka jenang.” Suatu saat kelak jika zaman sudah ramai, orang Kaliputu hidup dari jenang. 2. Arak-arakan Jenang sebagai Tanda Syukur Menariknya, kini Kaliputu dikenal sebagai pusat produksi kuliner yang yang satu ini. Sebagai wujud syukur atas berkah yang diterima warga desa Kaliputu, maka setiap menyambut Tahun Baru Hijriah atau 1 Syura, diadakanlah acara Kirab Tebokan. Acar bernuansa budaya tersebut merupakan arak-arakan jenang. Tebok atau tampah berisi Jenang dibentuk berbagai bentuk, misalnya miniatur Menara Kudus dan Masjid Kudus. Artikel terkait 10 Resep Kue Basah Tradisional yang Enak dan Mudah Dibuat 3. Jenang Kudus Beda dengan Dodol Sekilas, bentuk dan penampilannya mirip dengan dodol. Keduanya memang terbuat dari bahan yang hampir sama, yaitu tepung ketan, gula kelapa atau gula aren, dan santan. Jenang biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil, dibungkus dengan kertas atau plastik, lalu dikemas dalam sebuah dus. Makanan dengan tekstur kenyal ini juga memiliki berbagai varian rasa. Mulai dari rasa original, durian, nangka, pandan, susu, cokelat, moka, hingga kapucino. Perbedaannya dengan dodol hanya terletak pada tekstur. Jenang cenderung lebih lembut dan sedikit basah. 4. Produsen Legendaris Jenang Kudus Berusia Lebih dari 100 Tahun! Foto Instagram/vembriarose Adalah Jenang Mubarok, produsen jenang Kudus yang sangat legendaris. Usaha keluarga turun-temurun tersebut bahkan telah berdiri lebih dari 110 tahun silam. Jenang Kudus Mubarok dirintis oleh Hj Alawiyah. Lokasi penjualannya berada di Pasar Kudus, saat ini dikenal sebagai tempat parkir para peziarah makam Sunan Kudus di Masjid Menara. Setelah Alawiyah meninggal, usaha jenang dilanjutkan oleh anak laki-lakinya, H Achmad Shochib. Di tangan sang putra, perusahaan berkembang semakin pesat. Kini Jenang Mubarok dijalankan oleh generasi ketiga dengan tetap menggunakan resep dan bahan-bahan tradisional. Artikel terkait 7 Tempat Wisata Kuliner di Solo yang Wajib Parents Kunjungi 5. Museum Jenang Foto Instagram/museum_jenang_mubarok Mengukuhkan eksistensi jenang sebagai makanan khas Kudus, sejak tahun 2017 telah berdiri Museum Jenang yang pertama. Museum ini berlokasi di Jalan Sunan Muria, 33, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Keberadaan Museum Jenang diinisiasi oleh PT Mubarok Food Cipta Delicia, perusahaan yang menaungi Jenang Mubarok. “Tepat satu abad kami berdiri, tercetus ide mendokumentasikan kegiatan pembuatan jenang, dan tentang Kudus, dalam bentuk yang bisa dinikmati bersama oleh siapa pun. Sekitar tahun 2010 dan akhirnya tepat pada 24 Mei 2017 ide kami jadi nyata, meresmikan Museum Jenang,” ujar Muhammad Hilmy, Dirut PT Mubarok Food Cipta Delicia, mengutip dari Detik Travel. Museum tersebut berisi beragam foto dan patung terkait cara proses membuat jenang. Juga ada perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa. Museum Jenang menonjolkan desain bangunan yang menarik karena menampilkan visualisasi pembuatan, penyajian, hingga pelestarian jenang. Artikel terkait 5 Jenis Tarian Jawa Tengah yang Indah, Kenalkan pada Si Kecil, Bund! 6. Diekspor ke Berbagai Negara Jenang telah menjadi salah satu identitas Kota Kudus. Tidak sulit menemukan penganan ini karena hampir tersebar di setiap sudut pusat pariwisata. Namun tak sampai di situ saja, rupanya konsumen jenang sudah sampai hingga ke mancanegara. Produk dengan merek Jenang Mubarok misalnya telah dipasarkan ke berbagai negara. Antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, dan Arab Saudi. **** Nah, itulah tadi sederet fakta menarik tentang jenang kudus. Kekayaan kuliner tradisional hendaknya dapat dilestarikan oleh generasi masa kini. Baca juga 10 Tempat Wisata Kuliner di Purwokerto, Paling Recommended! Bikin Nagih, Ini 10 Kuliner Legendaris Bogor yang Masih Eksis 10 Tempat Wisata Kuliner Hits di Makassar, Makanan Berat Hingga Cemilan Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Dalamupaya meningkatkan kinerja secara maksimal, maka perusahaan melakukan inovasi-inovasi baru dengan memproduksi dengan beberapa merek, seperti Mubarok, Viva, Sinar Tiga-Tiga, Jawa Rasa, Baginda dan Semesta. Sedangkan inovasi terbaru, perusahaan memproduksi Dodol Indonesia dengan menggunakan teknologi vacuum dan produk tomat rasa kurma.
MuseumJenang Kudus namanya. Berdiri pada 2017, museum itu menampilkan perjalanan seabad jenang Mubarok, lengkap dengan beberapa patung cara proses membuat jenang, perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa, maupun jenis kemasan yang digunakan. Museum itu juga menyajikan miniatur Masjid Menara Kudus dan rumah adat Kudus.
Menyusunprofil tekstur pada sampel jenang Kudus “Mubarok” dan dodol Garut “Winda” dengan spiderweb. 29 b. Cara Kerja. Panelis menerima 1 set sampel pengujian tekstur. Mengisi identitas pada borang. Menetralkan indera pengecap dengan air
Kemudianlurus saja kira-kira 1 Km. Pusat oleh-oleh jenang Kudus Mubarok berada di kiri jalan. Tak sulit mencari tempat jenang Mubarok, Di sebelah kiri, musem jenang ini memperlihatkan bagaimana cara pembuatan jenang secara tradisional. Terdapat patung manusia yang sedang mengaduk adonan jenang di atas tungku kayu. Sebelah kanan dari
TRIBUNJATENGCOM, KUDUS - Terjebak macet selama 15 menit di Jalan Sunan Kudus, Bupati Kudus, HM Hartopo menginstruksikan agar kelancaran lalu lintas dapat terjaga dengan menyiapkan kantong parkir. Diketahui kemacetan tersebut karena sedikitnya 14 bus pariwisata parkir di tepi jalan tersebut. Menurut Bagian Umum Mubarok Food, Hesti
Latarkeagamaan situs penampean / oleh Tamam Mubarok. Rs 291.175 MUB l. Author: Mubarok, Tamam. Publisher: Year: 2000., Pengembangan media pembelajaran berbasis buku pop-up tentang pengenalan topeng malangan untuk siswa SMP kelas VII / Yusie Fauziah Primaningtyas. Rs 731.7595982 PRI p. Author: Primaningtyas, Yusie Fauziah . Publisher:
E10CS. 75nbfi639m.pages.dev/29375nbfi639m.pages.dev/1075nbfi639m.pages.dev/18275nbfi639m.pages.dev/40275nbfi639m.pages.dev/39675nbfi639m.pages.dev/36475nbfi639m.pages.dev/15575nbfi639m.pages.dev/245
cara membuat jenang kudus mubarok