Penggunaanasas diskresi merupakan sarana bagi aparat pemerintah untuk melakukan terobosan-terobosan serta pemecahan-pemecahan masalah yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan belum ada aturan yang mengatur tentang hal tersebut. Konsekuensi yuridis dengan adanya penggunaan diskresi yang tidak didasarkan pada tujuan, peraturan perundang

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia merupakan negara kepualauan dengan pulau - pulaunya yang tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke. Tentu tidak mudah bagi bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan program pembangunan dan pengembangan wilayah dengan keadaan yang beranekaragam. Tak dapat dipungkiri penyebaran tersebut dapat memicu adanya ketimpangan antar daerah yang kemudian menimbulkan tingkat kesejahteraan yang tidak merata. Otonomi daerah memegang andil yang penting dalam mengatasi problematika tersebut dimana setiap daerah diberi kebebasan oleh pemerintah pusat untuk mengatur dan melaksanakan pengembangan wilayahnya sehingga akan tercipta penataan ruang yang selaras dengan kemampuan wilayah ruang termasuk dalam salah satu upaya pemanfaatan terhadap suatu wilayah demi mencapai kesejahteraan masyarakat dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan di wilayah tersebut. Rencana penataan ruang merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu daerah, bahkan merupakan persyaratan untuk direalisasikannya pembangunan, baik bagi daerah yang sudah maju maupun derah yang baru tumbuh dan berkembang Kartasasmita, 1997. Rustiadi 2009 mendefinisikan penataan ruang sebagai bentuk implementasi aktif manusia untuk memperbaiki pola serta struktur pemanfaatan ruang yang berasal dari suatu kesetimbangan menuju kesetimbangan baru yang lebih baik. Namun hingga saat ini, hasil dari pembangunan wilayah masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut dapat diketahui dari masih banyaknya permasalahan lingkungan, seperti banjir dan tanah longsor, kemacetan lalu lintas, serta pemukiman kumuh yang tidak layak, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang kian memprihatinkan penerangan pembangunan dan pengembangan wilayah yang memiliki pengertian yaitu penyebarluasan amanat pembangunan secara terstruktur dan merata. Adapun tujuan dari penerangan pembangunan tersebut ialah untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya. Kesadaran masyarakat diharapkan mulai tumbuh sehingga mereka mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk memajukan daerahnya masing-masing. Kedua, melalui penyuluhan. Penyuluhan pembangunan merupakan suatu upaya manifestasi masyarakat agar lebih produktif dalam melaksanakan aktivitas - aktivitasnya untuk mencapai keuntungan yang lebih maksimal serta hidup sejahtera. Penyuluhan hendaknya menekankan pada konsep capacity building atau menciptakan kemampuan masyarakat guna mendukung pembangunan masyarakat berkelanjutan. Dalam hal ini, masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai objek pembangunan saja, melainkan juga disertakan sebagai subjek pembangunan yang memerlukan proses belajar untuk memahami dengan baik peluang - peluang yang ada untuk meningkatkan taraf hidupnya, berkemampuan dan memiliki keterampilan untuk memanfaatkan peluang tersebut serta mau berbuat dalam memanfaatkan peluang untuk memperbaiki kehidupannya. Ketiga, penguatan terhadap kedua cara sebelumnya yaitu dalam rangka mewujudkan penerangan pembangunan dan pengembangan wilayah serta penyuluhan supaya mencapai hasil yang lebih baik. Media massa merupakan salah satu bentuk penguatan yang sangat diperlukan untuk menjangkau daerah - daerah yang terpencil yang tersebar di berbagai pelosok. Media massa menjadi sarana penyebarluasan informasi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Sebagai agent of social change, media massa berperan untuk membentuk pandangan, komunikasi, informasi serta edukasi kepada masyarakat terhadap program pembangunan wilayahnya. Media massa hendaknya semakin menggali dan menampilkan pesona - pesona daerah yang belum diketahui oleh masyarakat luas dan tentunya dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya keindahan daerahnya saja, media massa juga perlu menunjukkan bagaimana perkembangan suatu daerah untuk mencapai keberhasilan pembangunan. Dengan begitu, masyarakat akan semakin tergerak untuk ikut serta dalam pembangunan merupakan bentuk penguatan yang juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu pembangunan. Karena tanpa adanya peran serta masyarakat maka bukan tak mungkin apabila tingkat keberhasilan pembangunan akan rendah. Masyarakat hendaknya mengerti dan memahami betul mengenai manfaat yang akan mereka peroleh dari pembangunan yang berhasil tersebut. Apabila pembangunan suatu daerah dapat dikatakan berhasil maka pengembangan didalamnya juga akan pemerintah sebagai pemilik kewenangan terhadap pembangunan tersebut merupakan bentuk penguatan selain media massa dan masyarakat. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara yaitu memajukan kesejahteraan umum. Dari situ dapat diketahui bahwa memajukan kesejahteraan masyarakat merupakan tugas dari pemerintah sebagai penyelenggara negara. Pemerintah sebagai tombak utama dalam mengotrol seluruh urusan di suatu negara hendaknya dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah. Begitu pula dengan pemerintah daerah sebaiknya dapat berhubungan langsung dengan perangkat daerah serta masyarakat untuk mengetahui suasana dan kondisi riil daerah untuk kemudian menindaklanjuti program dan pembangunan dan pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan. Selain itu, tentang bagaimana rencana ke depan untuk membangun daerahnya juga perlu dipikirkan dengan matang. Pemerintah daerah dapat melakukan survei dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mendapatkan data dan informasi dari masyarakat itu itu, pemerintah pusat hendaknya mewujudkan pengembangan yang merata di berbagai daerah sehingga tidak akan terjadi penumpukan atau kepadatan pada pusat daerah seperti halnya pulau Jawa yang lebih padat apabila dibandingkan dengan pulau Kalimantan atau Sumatera. Dengan adanya pemerataan dan penataan ulang wilayah pemukiman yang padat serta melaksanakan pembangunan rumah susun sebagai wujud dari penyediaan lahan pemukiman layak huni yang nyaman dan aman sehingga dapat mengurangi angka pemukiman kumuh yang tidak layak. Selain itu, juga dapat mencegah peningkatan tingkat kepadatan penduduk. Apabila seluruh cara yang telah disebutkan sebelumnya dapat terealisasikan dengan baik maka pembangunan daerah akan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Begitu juga dengan pengembangan wilayah yang akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dengan begitu, akan tercapai tujuan dari negara yaitu masyarakat yang hidup dengan G. 1997. Pemberdayaan Masyarakat Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan E. 2009. Penataan Ruang Kawasan Perdesaan dan Agropolitan sebagai Strategi Pembangunan Perdesaan. Buletin Penataan Ruang. Lihat Kebijakan Selengkapnya

yangmenentukan bagi keabsahan atau tidaknya perkawinan yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Tujuan perkawinan menurut ajaran Islam adalah sebagai berikut : 1. Menyempurnakan tingkat pengamalan agama. Pernikahan adalah perintah agama Islam yang harus dijalankan oleh manusia bagiyang mampu berkeluarga. 2. JAKARTA, - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah negara mana pun tak akan mampu menyelesaikan persoalan kemanusiaan kontemporer. Menurut dia, dalam menyelesaikan persoalan itu harus ada kerja sama seluruh pihak baik secara nasional maupun internasional. Hal tersebut disampaikan Ma'ruf di acara International Seminar on Quranic Studies yang digelar oleh PTIQ Jakarta, Selasa 1/6/2021 secara juga Jelang Waisak, Cak Imin Ajak Masyarakat Perkuat Kemanusiaan dan Persaudaraan "Pemerintah negara mana pun tidak akan mampu menyelesaikan berbagai persoalan kemanusiaan kontemporer yang dihadapi, tanpa bekerja sama dengan masyarakat internasional dan partisipasi masyarakatnya," kata dia. Persoalan kemanusiaan kontemporer yang dimaksud adalah soal pelanggaran hak asasi manusia HAM; kemiskinan dan keterbelakangan; penyakit menular wabah; konflik, kekerasan dan perang, serta bencana dan kerusakan lingkungan besar permasalahan tersebut, kata dia terkait dengan problem yang mengancam jiwa, harta, dan harkat manusia. Oleh karena itu, para pejabat publik dan seluruh elemen masyarakat harus turut berkontribusi sesuai kapasitasnya. Baca juga Wapres Sebut Dunia Masih Hadapi Persoalan Kemanusiaan Serius, Termasuk HAM Baik sebagai individu, komunitas, lembaga legislatif, yudikatif, penegak hukum, pelaku usaha maupun kalangan akademis dan pendidikan. "Demikian pula bagi Indonesia, kita semua harus bahu-membahu melakukan upaya-upaya untuk mengatasi persoalan-persolan tersebut," kata Ma'ruf. Khususnya bagi umat Islam di Tanah Air, ujar dia, upaya-upaya yang telah dilakukan diharapkan semakin kuat dengan adanya legitimasi dan spirit Al Quran. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

JAKARTA Penanganan kasus kekerasan yang terjadi di Papua memerlukan pendekatan kolaboratif dan holistik agar persoalan yang terjadi dapat segera selesai. Masih terjadinya kasus kekerasan menjadi bukti bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk menangani konflik tersebut dinilai kurang tepat.

Pemerintah memiliki peran penting dalam melindungi hak anak. Upaya yang bisa pemerintah lakukan dalam rangka melindungi hak anak adalah dengan menetapkan peraturan yang tegas terkait hak asasi manusia anak, serta hak dan juga harus memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku pengeksploitasi anak, seperti pelaku kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak. Selain itu, pemerintah dapat memberikan insentif bagi orang tua atau wali yang berhasil melindungi hak-hak anak, misalnya dengan memberikan subsidi atau cara ini, diharapkan hak anak dapat terlindungi dengan baik dan generasi masa depan Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan hak asasi anak sering menjadi perbincangan hangat dan menyita perhatian masyarakat dunia. Anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk hidup, hak untuk hidup layak, dan lain sebagainya, tanpa harus dirampas oleh pihak lain. Pemerintah dapat memberikan perlindungan hak yang beragam, terutama kepada adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan perlindungan hak anak1. Menetapkan PeraturanPemerintah harus membuat undang-undang dan peraturan yang melindungi hak anak, seperti undang-undang ketenagakerjaan yang melarang anak-anak di bawah usia bekerja. Peraturan ini akan memberikan perlindungan bagi anak-anak dari orang yang ingin merampas hak-hak Menjatuhkan Sanksi yang TegasPemerintah juga harus memberikan hukuman dan sanksi yang tegas bagi para pelanggar hak asasi manusia. Dengan adanya sanksi yang sepadan, orang-orang tidak akan berani merampas hak milik anak. Tindakan tegas ini akan membuat pelaku berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan yang merugikan Pemberian SubsidiPemerintah dapat memberikan subsidi untuk mendukung setiap anak dalam memperoleh haknya. Subsidi dapat diberikan untuk pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Dengan adanya subsidi, anak-anak dapat sekolah tanpa khawatir biaya sekolah atau mengakses layanan kesehatan yang mereka rangka meningkatkan perlindungan hak anak, pemerintah harus mengambil tindakan yang tegas dan konsisten. Dalam jangka panjang, ini akan menghasilkan masyarakat yang lebih adil dan setara bagi anak-anak, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih sejahtera bagi masa depan JawabanKelas 10Mapel PPKnBab Bab 3 – Perkembangan Hak Asasi ManusiaKode
Sebaiknya pengembang yang dipilih adalah pengembang yang tergabung dalam sebuah asosiasi. Kasus keterlambatan pembangunan rumah atau lebih parahnya rumah tidak dibangun dan uang raib umumnya dilakukan oleh pengembang nakal, biasanya skala kecil. "Ada yang kayak gitu, pengembang kecil," jelas Ali. Sementara itu, Pakar Hukum Properti Erwin Kallo
Setelah membunuh banyak warga sipil tak berdosa, menembak mati sejumlah personil TNI dan Polri dan merusak sejumlah fasilitas, lantas mereka mengancam akan membunuh orang Jawa yang tinggal di Papua. Ancaman itu ditebar oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka OPM setelah pekan lalu pemerintah resmi menetapkan Kelompok Kriminal Senjata KKB Papua sebagai pemerintah bisa bersikap lebih tegas, karena OPM kini tidak saja sebagai organisasi yang menuntut pemisahan diri Papua Barat dari NKRI, tapi juga melakukan aksi-aksi kekerasan bersenjata, yang mengganggu stabilitas pertahanan dan keamanan nasional di bumi Papua. Padahal dengan sekedar melabeli status teroris dan kriminal kepada OPM, pemerintah otomatis memiliki keterbatasan dalam mereaksi, setidaknya hanya memiliki wewenang layaknya menumpas teroris di tempat-tempat lain di dengan aksi-aksi OPM yang semakin menjadi-jadi belakangan ini, Pemerintah justru dibuat terkesan gagal menghadirkan negara di sektor pertahanan dan keamanan di Papua, yang membuat legitimasi dan reputasi Indonesia semakin buruk di sana. Pemerintah yang telah menetapkan status “pemberontak” kepada pihak yang dituduh mengacau justru gagal melucuti kemampuan pemberontakan mereka. Jadi jangan disalahkan jika ada saja pihak yang mengenduskan tuduhan bahwa instabilitas di Papua sengaja dibiarkan seperti dengan mengambil langkah minimal seperti melabeli teroris, tapi secara diam-diam melakukan aksi militer, pemerintah akan semakin menjadi sasaran kritik dari banyak pihak, karena melakukan pelanggaran HAM secara diam-diam. Berbeda dengan bertahan dengan status pemberontak dan separatis, yang mengharuskan Indonesia menyepakati sebuah aksi strategis untuk mencegah terjadinya disintegrasi nasional, yang didukung penuh oleh semua elemen lebih berbahaya lagi jika pemerintah mengikuti permintaan Benny Wenda untuk menyelesaikan persoalan Papua secara damai melalui jalur diplomasi. Jika sampai disepakati, maka posisi bargaining power Indonesia dan Papua di ranah nasional maupun Internasional akan sepadan, yang berarti secara de facto Indonesia mengakui eksistensi negara Papua Barat merdeka yang diwakili OPM. Langkah ini akan semakin mempersulit posisi Indonesia di pentas Internasional, terutama di PBB, yang notabene secara hukum Internasional sudah ada di pihak Indonesia selama iniJadi sebenarnya langkah pemerintah yang kurang tegas akan mempersulit pemerintah di kemudian hari, alias hanya menunda-nunda penyelesaian konflik Papua, sampai ke rezim selanjutnya. Jika pemerintah tak tegas, maka OPM dan Benny Wenda akan terus menuntut pemerintah untuk berunding melalui jalur diplomasi di pentas Internasional, yang berarti Indonesia akan semakin kekurangan kontrol dalam mengelola langkah-langkah penyelesaian konflik di Papua. Namun di sisi lain, pemerintah juga nampaknya takut mengambil sikap tegas karena takut berhadapan dengan isu HAMMasalahnya, jika tidak tegas, maka prospek positif justru ada di pihak OPM, karena berpeluang berujung di meja perundingan internasional. Jadi pemerintah harus memilih langkah yang tepat, tapi juga strategis untuk masa depan. Dan sebenarnya langkah itu sudah terbuka, karena ketua MPR, sebagai perwakilan rakyat nasional, telah tegas meminta pemerintah untuk menindak tegas OPM. Menindaklanjuti itu, Pemerintah perlu melakukan sosialisasi masif secara nasional untuk mendapat dukungan penuh dari publik Indonesia bahwa OPM memang pemberontak yang ingin mendirikan negara merdeka dan merusak persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik adanya dukungan masif secara nasional, pemerintah bisa mengumumkan pernyataan perang terhadap OPM, dengan target-target yang terukur agar seminimal mungkin peluang terjadinya pelanggaran HAM terhadap warga sipil. Artinya, targetnya haruslah OPM secara organisasional dan underbow-underbow-nya. Pernyataan perang ini akan membuat OPM berada pada posisi musuh militer dan politik Indonesia, yang jika tak melakukan penyerahan diri, maka harus bersiap menerima risiko, baik politik, ekonomi, keuangan, dan Sementara di ranah internasional, pemerintah harus melakukan containment strategy terhadap OPM. Ruang-ruang OPM untuk melakukan diplomasi secara setara dengan Indonesia harus ditutup, dengan dukungan dari negara-negara mitra Indonesia di PBB. Indonesia harus meyakinkan publik internasional di PBB bahwa urusan Papua adalah urusan internal Indonesia, bukan urusan publik Internasional. Artinya, dengan mendapat legitimasi di ranah internasional bahwa urusan Papua adalah urusan internal Indonesia, maka semua tindakan yang diambil Indonesia tidak lagi bergantung kepada lembaga internasional seperti PBB, tapi murni ada di tangan melakukan strategi semacam ini untuk isu Uighur, Tibet, dan Hong Kong. Di ranah Internasional, bahkan negara-negara Timur Tengah pun sangat jarang membahas kebijakan China atas Provinsi Xinjiang yang berpenduduk mayoritas muslim Uighur, begitu pula dengan isu Tibet dan Hongkong. China berhasil mengurangi peran Dalai Lama misalnya di pentas Internasional, dan berani melakukan perlawanan diplomatik kepada negara-negara yang tidak memperlakukan persoalan Tibet sebagai persoalan internal soal Hong Kong. Saat China mengakhiri kesepakatan “one country two system” di Hong Kong, yang seharusnya masih berlaku sampai 2047, dunia bergeming dan Hong Kong dengan mulus akhirnya menjadi bagian dari Mainland China di tahun lalu. Dengan kata lain, China berhasil melakukan negosiasi dengan banyak negara di lembaga-lembaga internasional untuk mengakui bahwa persoalan Xinjiang, Uighur, dan Hong Kong adalah masalah internal China dan Beijing berhak penuh memutuskan solusi yang sesuai dengan kepentingan China untuk menyelesaikannya, tentu saja dengan feedback-feedback yang sepadan bagi negara-negara mitranyaJadi kembali ke persoalan Papua di ranah Internasional, negosiasi untuk mendapat pengakuan semacam itu tentu memerlukan imbal balik yang sepadan dengan negara-negara yang akan mendukung Indonesia di PBB, terutama negara-negara besar seperti Amerika dan China. Semisal pemerintah bisa mendapatkan dukungan penuh dari Amerika dan Israel untuk menumpas OPM dengan cara Jakarta, jika Indonesia juga menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, misalnya. Jika itu terjadi, maka otomatis negara-negara sekutu Amerika juga berpeluang akan mengikuti langkah Amerika, bahkan akan diikuti oleh negara-negara Timur-Tengah yang bermitra strategis dengan Amerika seperti Saudi dan tersebut kemudian harus diikuti dengan kebijakan ekonomi di Papua. Pemerintah harus membangun Papua lebih serius lagi. Selain infrastruktur, kemiskinan di Papua masih tinggi, penganggurannya pun tak berbeda, juga sama dengan tingkat ketimpangannya. Di saat yang sama, masyarakat Papua terus menyaksikan kekayaan alamnya dikeruk habis-habisan, hutan-hutannya ditebang, lahan mereka dipreteli, dan uangnya entah kemana. Dengan kondisi itu, perlu evaluasi kebijakan ekonomi dan fiskal untuk Papua, agar keberadaan negara Indonesia bisa mereka rasakan manfaatnya. Bagi hasil pajak wajib diteruskan, namun dana otsus perlu disempurnakan penyalurannya, agar tidak hanya dinikmati oleh segelintir elit lokal. Aktifitas-aktifitas ekonomi bisnis harus melibatkan masyarakat setempat, jika SDM nya belum memadai, maka wajid diupayakan agar segera memadai. Dan terakhir berlanjut kepada kebijakan sosial budaya, pengembangan mentalitas, dan perlindungan lingkungan. Pemerintah harus lebih agresif ketimbang organisasi nirlaba atau gereja. Alokasi fiskal untuk pembangunan sosial dan pengembangan budaya harus ditetapkan secara proporsional, seiring dengan anggaran pelestarian lingkungan dan penetapan aturan-aturan fundamental untuk menjaga lingkungan. Tidak saja terkait dengan pelestarian budaya, tapi juga pengembangan budaya yang membaurkan kearifan lokal dan kepentingan ideologi nasional. Aturan-aturan terkait social order di sana harus dijabarkan secara manusiawi dan bernuansa environmental, tidak saja atas pertimbangan ekonomi, tapi juga atas pertimbangan keberlanjutan kebudayaan dan lingkungan Papua. Semoga.
Dengankata lain, bagaimanapun pemerintah harus tegas menentukan sikap apakah ingin menyelesaikan urusan separatisme atau hanya sekedar menangkap pelaku teror. MENU detikcom
JAKARTA, - Penanganan kasus kekerasan yang terjadi di Papua memerlukan pendekatan kolaboratif dan holistik agar persoalan yang terjadi dapat segera selesai. Masih terjadinya kasus kekerasan menjadi bukti bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk menangani konflik tersebut dinilai kurang data Amnesty International Indonesia, terdapat 69 kasus dugaan pembunuhan di luar hukum oleh aparat keamanan di Papua dalam rentang waktu Januari 2010 hingga Februari 2018. Pelaku kekerasan didominasi aparat kepolisian dengan 34 kasus, lalu anggota TNI 23 kasus. Sementara 11 kasus lain dilakukan bersama-sama oleh anggota Polri dan TNI. Sedangkan, satu kasus dilakukan oleh satuan polisi pamong praja. Akibat tindakan kekerasan oleh aparat keamanan, sebanyak 85 warga Papua meninggal dunia. Di sisi lain, aksi kekerasan juga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata KKB yang dalam sebulan terakhir turut menewaskan aparat keamanan. Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menuturkan, pendekatan dialog dapat dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang dialami masyarakat Papua, seperti diskriminasi dan ketidakadilan. "Dialog damai sebagai strategi penyelesaian siklus kekerasan dan membuka jalan untuk isu-isu lain, ketidakadilan, diskriminasi, hak ulayat dan sebagainya," kata Beka dalam diskusi virtual bertajuk Menanti Perdamaian di Papua Urgensi Penghentian Kekerasan, Kamis 6/5/2021. Baca juga Pelabelan KKB Teroris, Jalan Terjal Akhiri Siklus Kekerasan di Papua Beka menyoroti persoalan hak ulayat di Papua. Menurutnya, masyarakat adat Papua yang menggantungkan hidupnya pada hutan, kini tengah mengalami persoalan. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan pembangunan dan investasi yang tengah digencarkan oleh Presiden Joko Widodo. Pembangunan dan investasi, disebutnya menyebabkan perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan sawit. "Hak ulayat masyarakat yang memang sehari-hari menggantungkan hidup pada hutan, tapi hutannya berganti perkebunan," ujarnya. Selain dialog ada sejumlah langkah yang juga dapat dilakukan pemerintah, antara lain Penegakan hukum Beka meminta agar pemerintah harus memastikan penegakan hukum berjalan adil dan transparan. Menurutnya, penegakan hukum ini tidak hanya berlaku bagi KKB, melainkan juga kepada aparat TNI-Polri yang terbukti bersalah. "Penegakan hukum bukan ke KKB saja, tetapi juga kepada aparat TNI-Polri yang memang bersalah kemudian membawa korban masyarakat biasa. Saya kira itu juga harus diberi sanksi dan dihukum. Tidak hanya berkonsentrasi pada KKB saja," nilai dia. Baca juga KKB Menebar Teror, Lepaskan Tembakan, 100 Warga Berlindung di Kantor Bupati Pendekatan kolaboratif Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo memberikan saran agar penyelesaian konflik di Papua diselesaikan dengan cara pendekatan kata dia, perlu melakukan upaya pendekatan tersebut karena masalah di Papua yang begitu kompleks. "Penyelesaian konflik di Papua diperlukan pendekatan secara kolaboratif dan holistik. Persoalan Papua yang complicated dan multidimensi ini perlu dipahami dalam spektrum yang lebih luas," kata Karyono dalam diskusi bertajuk Memahami Papua Serta Upaya Penyelesaian Secara Kolaboratif dan Holistik, Kamis 6/5/2021. Karyono menilai, persoalan Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan solusi tunggal. Ia mengungkapkan, berdasarkan data penyelesaian konflik wilayah, persoalan di Papua tergolong sulit diselesaikan dan memakan waktu yang sangat lama. Menurutnya, pendekatan kolaboratif dalam penyelesaian konflik di Papua harus mensyaratkan kerja sama, interaksi dan kesepakatan bersama. Oleh karenanya, dia beranggapan bahwa model pendekatan kolaboratif memungkinkan untuk menjadi jalan keluar atas konflik di Papua. "Nah, inilah yang perlu dikaji lebih dalam. Ini memacu kita untuk kembali mengidentifikasi persoalan yang menjadi penyebab konflik. Identifikasi akar persoalan tersebut membutuhkan penyelesaian secara kolaboratif, komprehensif dan holistik," nilai Karyono. Baca juga Pelabelan Teroris pada KKB Dinilai Tak Akan Bermasalah di Dunia Internasional Hilangkan tindakan rasialisme Catatan dalam upaya penyelesaian konflik di Papua juga datang dari Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi meminta pemerintah bertindak tegas terhadap tindakan diskriminatif berdasarkan ras atau rasialisme terhadap masyarakat Papua. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk mengakhiri siklus kekerasan yang terjadi di Bumi Cendrawasih. Ia pun mengingatkan bagaimana pada 2019, aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan terjadi di Manokwari. Peristiwa itu dipicu oleh kasus persekusi dan diskriminasi yang dialami mahasiswa Papua di Jawa Timur. "Ini tidak boleh ada tindakan rasialisme itu. Semua rakyat Papua di seluruh Indonesia, itu tidak boleh ada kejadian seperti di Yogyakarta, di Surabaya," kata Bobby, dalam diskusi virtual bertajuk Memahami Papua Serta Upaya Penyelesaian Secara Kolaboratif dan Holistik, Kamis 6/5/2021. Politikus Partai Golkar itu menegaskan, tindakan rasialisme terhadap masyarakat Papua harus dihilangkan. Dia meminta, pemerintah menindak tegas semua pihak yang masih melakukan praktik rasialisme. "Harus ditindak sampai aktor-aktor intelektualnya, termasuk organisasi-organisasi yang masih melakukan aksi-aksi rasialisme seperti itu," tegasnya. Baca juga Pelabelan KKB Teroris Dinilai Bukti Pemerintah Buntu Ide Selesaikan Konflik Papua Selain itu, Bobby juga meminta pemerintah mengintensifkan dialog yang setara dan partisipatif antara pusat dan daerah. Ia pun meminta, dialog itu terpusat dilakukan dengan pemangku kepentingan di tujuh wilayah adat di Papua. Sebab, ia meyakini, masyarakat adat Papua memiliki usulan terkait pembangunan. Sehingga, pembangunan yang diupayakan pemerintah bersifat bottom-up. "Karena mungkin mereka di sana ada beberapa unsur-unsur usulan pembangunan yang sifatnya bottom-up. Selama ini karena memang ada kesulitan untuk bersinergi dalam kesetaraan, itu semua program pembangunan itu adalah top-down," nilai Bobby. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
OlehERNI HERAWATI (Agustus 2017) Tulisan ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul "Perlunya Reinventing Government dalam Bidang Informasi". Deskripsi di sini hendak menjelaskan secara lebih spesifik bagaimana perwujudan reinventing government dalam bidang informasi oleh Pemerintah Indonesia sejauh ini. Laporan Wartawan Gita Irawan JAKARTA - Dalam Konferensi Pers Merespon Temuan Tim Gabungan Pencari Fakta TGPF Intan Jaya yang digelar Koalisi Keadilan untuk Penembakan Intan Jaya secara virtual, Kamis 22/10/2020 muncul kembali pertanyaan yang kerap berulang dalam diskusi-diskusi mengenai Papua. Pertanyaan tersebut adalah pendekatan dan langkah seperti apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi konflik-konflik di Papua? Sebagian kelompok masyarakat sipil menilai pendekatan keamanan bukanlah pendekatan yang tepat untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi di Papua dan kerap memakan korban jiwa. Baca juga 5 Ton Sopi Gagal Diselundupkan ke Papua Barat, Polairud Polda Maluku Tangkap Longboat di Laut Seram Sebagian kalangan masyarakat juga menilai pendekatan kesejahteraan yang dilakukan untuk mengatasi persoalan kekerasan di Papua memang baik. Namun, tidak cukup untuk menghapuskan akar persoalan konflik dan kekerasan di sana yang diyakini bersumber dari operasi-operasi militer negara serta kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Sebagian kelompok masyarakat sipil tersebut menilai pendekatan dialog merupakan pendekatan yang perlu dilakukan pemerintah dalam mengatasi konflik di Papua. Baca juga Mahfud Rekomendasikan Aparat Pertahanan dan Keamanan Organik yang Kosong di Papua Segera Dilengkapi Satu di antara model yang kerap muncul dan diajukan dalam diskusi-diskusi terkait Papua oleh masyarakat sipil adalah model perundingan Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka GAM yang hasilnya dinilai banyak kalangan memenuhi ekspektasi publik. Direktur Imparsial Al Araf mengungkapkan, untuk menuju ke model resolusi konflik seperti perundingan Helsinki pada 2005 lalu itu pertama-tama pemerintah dinilai perlu melihat persoalan Papua dalam paradigma dan perspektif yang lebih demokratis. Langkah selanjutnya pemerintah dinilai perlu melakukan desekuritisasi dengan melakukan penarikan pasukan non organik dari Papua. Baca juga TNI Kontak Tembak dengan KKSB di Distrik Serambakon Papua, Tidak Ada Korban dari TNI "Tidak perlu dengan mengirimkan suatu kekuatan-kekuatan non organik yang besar di sana, apalagi menambah konsentrasi pasukan yang besar, misalkan dalam prediksi Kementerian Pertahanan dari 13 ribu sampai 29 ribu sampai 2029. Itu sesuatu yang meletakkan pola pendekatannya semakin eksesif. Itu cara pandang yang tentunya keliru karena itu akan menimbulkan problem-problem yang ekses," kata Al Araf. Ketiga, kata Al Araf, adalah penanganan keamanan tetap dalam kerangka penegakan hukum yang proporsional. "Jadi kalau ada kekerasan dan sebagainya dilakukan dengan operasi penegakan hukum yang proporsional," kata Al Araf. Kemudian yang keempat, kata dia, pada saat bersamaan upaya-upaya melakukan proses dialog itu harus dipilih pemerintah dengan membangun ruang komunikasi dengan semua stakeholder yang strategis di Papua. "Dan kelompok-kelompok strategis itu harus dijadikan satu ruang oleh pemerintah untuk duduk bersama dalam satu meja menyelesaikan persoalan di Papua secara lebih inklusif, lebih baik, dan lebih demokratis. Itu yang terbaik cara penyelesaiannya," kata Al Araf. Padadasarnya, ada yang pro adapula yang kontra. Akan tetapi walau bagaimanapun korupsi ini merugikan negara dan dapat meusak sendi-sendi kebersamaan bangsa. Pada hakekatnya, korupsi adalah "benalu sosial" yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan pada umumnya.
- Pemerintah telah menerapkan 9 aksi strategis sebagai tindakan nyata untuk menangani segala kondisi dalam masa pandemi COVID-19 dan itu akan terus dilakukan. Hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Satuan Tugas Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. “Terdapat 9 aksi strategis yang terus dilakukan pemerintah selama pandemi COVID-19 berlangsung," ujar Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 secara virtual yang disiarkan kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Selasa 10/11/2020. Infografik Alasan Kematian Covid-19 di Indonesia Tinggi. Menurut Wiku Adisasmito, seluruh elemen harus bergotong-royong dalam menangani pandemi COVID-19. Dari pemerintah, media, swasta, akademisi, hingga masyarakat luas sudah semestinya saling mendukung dan bahu-membahu demi kebaikan bersama. Pemerintah, lanjut Wiku Adisasmito, sejauh ini sudah mewujudkan kolaborasi tersebut melalui Aksi Strategis Indonesia dalam Respons Pandemi COVID-19 dengan melaksanakan 9 langkah strategis. Adapun 9 aksi strategis pemerintah dalam masa pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut Koordinasi, perencanaan, dan pemantauan. Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat. Surveilans tim gerak cepat dan investigasi kasus COVID-19. Pengaturan mobilitas pintu masuk transportasi internasional dan Pembahasan Sosial Berskala Besar PSBB. Pengembangan laboratorium nasional. Pencegahan dan pengendalian infeksi. Menyusun dan melaksanakan tata laksana kasus COVID-19. Memberikan dukungan operasional dan logistik ke seluruh daerah. Mempertahankan sistem pelayanan kesehatan yang esensial. Baca juga Terapkan 8 Langkah Aman Imunisasi Anak Saat Pandemi COVID-19 Peringatan Maulid Nabi Kala Pandemi & Isi Edaran Menteri Agama RI Kunci Kesembuhan Pasien COVID-19 Tetap Tenang dan Jangan Panik Kesiapan Indonesia Hadapi Pandemi Pelaksanaan 9 aksi tersebut melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Bahkan, papar Wiku Adisasmito, sebelum pandemi COVID-19 merambah ke Indonesia, pemerintah sudah mempersiapkan kerangka koordinasi dalam mitigasi penyakit infeksi baru atau emerging infectious disease, COVID-19 termasuk dalam kategori itu. Instruksi Presiden Inpres No. 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, Merespons Wabah Penyakit Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir, Biologi dan Kimia, yang disusun sebelum pandemi COVID-19 telah mengatur hal itu. "Di mana disebutkan pembagian tugas sesuai keahlian dan kapasitas masing-masing," tutur Wiku Adisasmito. "Pengalaman adalah guru yang terbaik. Selama 8 bulan ini pemerintah berusaha melakukan refleksi untuk mengidentifikasi efektivitas setiap upaya terhadap perubahan yang diharapkan, termasuk melakukan prosedur peninjauan dengan standar dunia yang ditetapkan WHO World Health Organization yaitu intra action review," imbuhnya. Baca juga Apa Itu 3M, 3T, dan 3K untuk Cegah Penularan & Lawan COVID-19? Yang Sebaiknya Memakai Masker Medis untuk Antisipasi COVID-19 Berapa Lama Virus COVID-19 Dapat Bertahan di Permukaan Benda? Wiku Adisasmito menambahkan, pada Jumat 6/11/2020 lalu, Indonesia mendapat undangan dari WHO untuk memaparkan hasil peninjauan penanganan COVID-19. Selain Indonesia, ada dua negara lain yang juga diundang WHO yakni Thailand dan Mali. Ketiga negara ini dipilih karena memiliki karakter masing-masing dalam menangani COVID-19. "Peristiwa ini merupakan bukti keseriusan pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki penanganan COVID-19. Dan diharapkan memberi pelajaran dan menginspirasi kepada negara lainnya yang sedang mengalami pandemi ini," tutup Wiku Adisasmito. Jangan lupa selalu terapkan ingatpesanibu untuk memutus penyebaran COVID-19, yaitu memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak dan menghindari ini diterbitkan atas kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB. - Kesehatan Penulis Iswara N RadityaEditor Agung DH
\nmenurut anda apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan
2 Langkah-langkah apakah yang harus dilakukan. 3. Apa hubungan langkah satu dengan langkah lainnya. Beberapa upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan tantangan terbesar yang harus segera dilakukan oleh pemerintah (kemendiknas). Upaya-upaya yang sedang dilakukan pada saat ini adalah dengan melalui : 1. Sertifikasi.
Pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir membuat beberapa negara mengalami keterpurukan di segala bidang, terutama dalam bidang ekonomi. Tak bisa dipungkiri, ekonomi memang menjadi salah satu faktor penting bagi suatu negara, karena ekonomi bisa membantu pemerintah untuk mengatur dan mengkoodinasi kegiatan warga negara yang nantinya bermanfaat bagi pendapatan negara itu sendiri. Biasanya masalah ekonomi ini timbul karena keinginan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, sedangkan kemampuan sumber daya yang dimiliki pemerintah sangat terbatas. Indonesia termasuk salah satu negara yang ekonominya sempat terpuruk karena kasus pandemi yang tidak terkendali, hal ini menimbulkan beberapa masalah dan sempat membuat suasana panas karena banyaknya pro dan kontra yang berdatangan. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia menyatakan bahwa pandemi Covid-19 ini melahirkan 3 permasalahan dalam perekonomian di Indonesia yang memerlukan waktu untuk menanganinya. Baca selengkapnya terkait Permasalahan Keberagaman Ekonomi. Permasalahan Ekonomi yang Terjadi di Indonesia Berikut ini 3 permasalahan ekonomi yang disebutkan oleh Sri Mulyani 1. Permasalahan Ekonomi di Masyarakat Selain negara, masyarakat juga adalah pihak yang terkena dampak paling besar dalam masalah pandemi ini, terutama masyarakat yang bekerja pada usaha kecil dan menengah. Hal ini terjadi karena adanya kebijakan pencegahan pandemi Covid-19 dari pemerintah yang akhirnya membuat interaksi antar masyarakat menjadi terganggu, dan bahkan ada beberapa dari mereka yang harus mengalami PHK karena tempat kerjanya tidak punya pilihan lain. Banyaknya gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan gedung lain yang ditutup juga membuat tingkat konsumsi masyarakat Indonesia menjadi turun drastis, padahal biasanya tingginya bisa mencapai 59%. 2. Ketidakpastian Investasi Masalah investasi juga menjadi masalah ekonomi yang penting bagi Indonesia, ketidakpastian ekonomi membuat orang-orang ragu untuk melakukan dan menjalankan suatu investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BPKM juga mengakui bahwa pandemi ini merupakan ancaman serius yang cepat atau lambat bisa mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia. Adanya pembatasan atau lockdown membuat beberapa aktivitas perdagangan mengalami kerugian, terutama pada kegiatan ekspor dan impor barang-barang produksi yang berkaitan langsung dengan negara Cina. 3. Menurunnya Kinerja Ekspor Indonesia Dikarenakan adanya penurunan tingkat perekonomian di berbagai negara, maka kinerja ekspor juga ikut terpukul, terbukti dari banyaknya penurunan harga komoditas seperti minyak dan batubara. Penurunan ini berpengaruh besar terhadap basis perekonomian Indonesia yang memang berorientasi pada ekspor, dan bahkan impor juga mengalami penurunan akibat pandemi. Sri Mulyani menegaskan bahwa turunnya kinerja ekspor ini nantinya akan berdampak pada kehidupan masyarakat, sehingga pemerintah harus cepat dalam menanggapi masalah ini. Walaupun sempat merasa kewalahan di masa-masa awal pandemi, pemerintah Indonesia akhirnya bisa membantu mengatasi masalah ekonomi yang berdampak besar bagi masyarakat. Strategi Pemerintah Indonesia Berikut ini beberapa cara atau strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi masyarakat Indonesia di masa pandemi. 1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Protokol Kesehatan Faktor utama terpuruknya ekonomi Indonesia sebenarnya karena penyebaran virus Covid-19 yang tidak terkendali, karena masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Anjuran seperti memakai masker, menjaga jarak, selalu cuci tangan, dan tidak membuat kerumunan masih sering dilanggar sehingga mengakibatkan semakin bertambahnya kasus positif di negara ini dan membuat ekonomi Indonesia belum bisa berada di posisi yang stabil. Untuk mengatasinya, pemerintah beberapa kali melakukan simulasi protokol kesehatan untuk memberika infomasi tambahan kepada masyarakat, selain itu pernah juga diterapkan hukuman-hukuman yang membuat masyarakat sadar dan tidak lagi melanggar protokol yang ada. Semakin banyak orang yang menerapkan protokol kesehatan, maka penyebaran kasus Covid-19 ini bisa sedikit diatasi, dan ekonomi juga sedikit demi sedikit akan pulih. 2. Memberikan Bantuan Sosial Bansos Kepada Masyarakat Karena pandemi Covid-19 yang tidak menentu dan beberapa kali pemerintah menerapkan sistem lockdown, banyak masyarakat yang kesulitan keluar rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari, ditambah beberapa diantaranya juga terkenal PHK dari tempat kerjanya. Pemerintah akhirnya membuat program bantuan ini dengan tujuan untuk meringankan beban masyarakat di tengah situasi pandemi, bantuan sosial ini berupa kebutuhan pokok sehari-hari atau ada yang berbentuk uang tunai. 3. Memperkuat Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diatur oleh pemerintah dengan cara mengurangi atau menambah anggaran belanja negara yang bertujuan untuk memperbaiki perekonomian suatu negara ke arah yang lebih baik. Di Indonesia sendiri, kebijakan fiskal ini berperan dalam menurunkan tingkat inflasi, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan sekaligus bisa meningkatkan stabilitas perekonomian negara. Meskipun berbagai strategi yang dilakukan pemerintah belum 100% bisa memulihkan keadaan ekonomi, tapi niat baik pemerintah ini setidaknya bisa membantu menahan laju penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Menangani kasus pandemi ini tidak semudah yang dibayangkan, bukan hanya masyarakat biasa tapi orang-orang yang duduk di pemerintahan juga sebenarnya sama takutnya dengan masyarakat, tapi mereka harus tetap berusaha bekerja untuk membantu menyeimbangkan keadaan ekonomi Indonesia di masa yang sulit. Beberapa jajaran pegawai Direktorat Kementerian Keuangan menulis sebuah buku yang berjudul Mengarungi Badai Pandemi, yang menceritakan kisah dibalik layar para pengelola keuangan yang bekerja keras untuk tetap profesional dalam menjalankan tugasnya, di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu dan tidak kondusif seperti sekarang. Salah satu strategi pemerintah dalam menangani masalah ekonomi di masa pandemi ini adalah dengan memperkuat kebijakan fiskal karena dinilai mampu berperan besar daam memulihkan keadaan perekonomian negara ini. Melalui buku Menuju Ketangguhan Ekonomi Sumbang Saran 100 Ekonom Indonesia kamu bisa mempelajari lebih banyak mengenai peran, fungsi, dan manfaat kebijakan fiskal bagi perekonomian suatu negara. Dengan menampung banyak saran dari para ekonom Indonesia, buku ini bisa membantu kamu untuk belajar dari berbagai perspektif mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia ekonomi, dan mungkin akan membuat kamu tertarik untuk mengikuti jejak mereka. Kalau kamu penasaran dengan bukunya, kamu bisa dengan mudah membelinya melalui online di atau bisa juga membeli e-book resminya di Gramedia Digital.
aWh2s4.
  • 75nbfi639m.pages.dev/29
  • 75nbfi639m.pages.dev/237
  • 75nbfi639m.pages.dev/465
  • 75nbfi639m.pages.dev/47
  • 75nbfi639m.pages.dev/360
  • 75nbfi639m.pages.dev/270
  • 75nbfi639m.pages.dev/300
  • 75nbfi639m.pages.dev/283
  • menurut anda apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan